Judul : Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib
link : Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib
Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib
Keputusan PSSI menerapkan format kompetisi penuh pada kompetisi kasta tertinggi musim 2017, dinilai bakal jadi salah satu hambatan bagi Persib Bandung.Keputusan tersebut ditetapkan pada Kongres Tahunan PSSI 2017 di Kota Bandung, Minggu (8/1/2017). Rencananya kompetisi resmi musim 2017 sendiri akan dilaksanakan mulai Minggu 26 Maret 2017.
Dilansir Pikiran-rakyat.com, Maung Bandung selama ini memang bisa dikatakan tak punya tradisi bagus setiap kompetisi digelar dalam format kompetisi penuh. Persib justru terlihat lebih 'paham' menjadi juara ketika kompetisi dijalankan dalam format setengah kompetisi atau mirip turnamen.
Buktinya gelar juara yang diraih Maung Bandung sejauh ini semuanya diperoleh lewat format setengah kompetisi yang mengenal adanya pertandingan final. Seperti Liga Indonesia I musim 1994/1995 dan ISL musim 2014.
Di luar itu, Maung Bandung pun beberapa kali menjuarai sebuah turnamen, atau minimal menembus semi final dan final. Seperti saat menjadi juara turnamen Celebes Cup 2013, juara Piala Wali Kota Padang 2015 dan juara Piala Presiden 2015. Ditambah runner up turnamen pra-musim Inter Island Cup 2014.
Sementara itu, setiap kali kompetisi dihelat dalam format satu wilayah, Persib selalu gagal berprestasi. Pertama kali kompetisi digelar satu wilayah adalah pada Liga Indonesia edisi ke-9, tahun 2003. Saat itu, Persib terseok-seok dan berakhir di peringkat 16 dari 20 tim peserta, sementara takhta juara diduduki oleh Persik Kediri.
Selanjutnya pada Liga Indonesia 2004 yang memunculkan Persebaya Surabaya sebagai juara, Maung Bandung mentok di peringkat 6 dari 18 kontestan.
Format kompetisi penuh satu wilayah kemudian digelar maraton pada lima musim Liga Super Indonesia dari 2008 hingga 2013. Hasilnya, Persib tak pernah bisa jadi juara atau sekadar menjejak peringkat dua.(*)
Keputusan PSSI menerapkan format kompetisi penuh pada kompetisi kasta tertinggi musim 2017, dinilai bakal jadi salah satu hambatan bagi Persib Bandung.
Keputusan tersebut ditetapkan pada Kongres Tahunan PSSI 2017 di Kota Bandung, Minggu (8/1/2017). Rencananya kompetisi resmi musim 2017 sendiri akan dilaksanakan mulai Minggu 26 Maret 2017.
Dilansir Pikiran-rakyat.com, Maung Bandung selama ini memang bisa dikatakan tak punya tradisi bagus setiap kompetisi digelar dalam format kompetisi penuh. Persib justru terlihat lebih 'paham' menjadi juara ketika kompetisi dijalankan dalam format setengah kompetisi atau mirip turnamen.
Buktinya gelar juara yang diraih Maung Bandung sejauh ini semuanya diperoleh lewat format setengah kompetisi yang mengenal adanya pertandingan final. Seperti Liga Indonesia I musim 1994/1995 dan ISL musim 2014.
Di luar itu, Maung Bandung pun beberapa kali menjuarai sebuah turnamen, atau minimal menembus semi final dan final. Seperti saat menjadi juara turnamen Celebes Cup 2013, juara Piala Wali Kota Padang 2015 dan juara Piala Presiden 2015. Ditambah runner up turnamen pra-musim Inter Island Cup 2014.
Sementara itu, setiap kali kompetisi dihelat dalam format satu wilayah, Persib selalu gagal berprestasi. Pertama kali kompetisi digelar satu wilayah adalah pada Liga Indonesia edisi ke-9, tahun 2003. Saat itu, Persib terseok-seok dan berakhir di peringkat 16 dari 20 tim peserta, sementara takhta juara diduduki oleh Persik Kediri.
Selanjutnya pada Liga Indonesia 2004 yang memunculkan Persebaya Surabaya sebagai juara, Maung Bandung mentok di peringkat 6 dari 18 kontestan.
Format kompetisi penuh satu wilayah kemudian digelar maraton pada lima musim Liga Super Indonesia dari 2008 hingga 2013. Hasilnya, Persib tak pernah bisa jadi juara atau sekadar menjejak peringkat dua.(*)
Keputusan tersebut ditetapkan pada Kongres Tahunan PSSI 2017 di Kota Bandung, Minggu (8/1/2017). Rencananya kompetisi resmi musim 2017 sendiri akan dilaksanakan mulai Minggu 26 Maret 2017.
Dilansir Pikiran-rakyat.com, Maung Bandung selama ini memang bisa dikatakan tak punya tradisi bagus setiap kompetisi digelar dalam format kompetisi penuh. Persib justru terlihat lebih 'paham' menjadi juara ketika kompetisi dijalankan dalam format setengah kompetisi atau mirip turnamen.
Buktinya gelar juara yang diraih Maung Bandung sejauh ini semuanya diperoleh lewat format setengah kompetisi yang mengenal adanya pertandingan final. Seperti Liga Indonesia I musim 1994/1995 dan ISL musim 2014.
Di luar itu, Maung Bandung pun beberapa kali menjuarai sebuah turnamen, atau minimal menembus semi final dan final. Seperti saat menjadi juara turnamen Celebes Cup 2013, juara Piala Wali Kota Padang 2015 dan juara Piala Presiden 2015. Ditambah runner up turnamen pra-musim Inter Island Cup 2014.
Sementara itu, setiap kali kompetisi dihelat dalam format satu wilayah, Persib selalu gagal berprestasi. Pertama kali kompetisi digelar satu wilayah adalah pada Liga Indonesia edisi ke-9, tahun 2003. Saat itu, Persib terseok-seok dan berakhir di peringkat 16 dari 20 tim peserta, sementara takhta juara diduduki oleh Persik Kediri.
Selanjutnya pada Liga Indonesia 2004 yang memunculkan Persebaya Surabaya sebagai juara, Maung Bandung mentok di peringkat 6 dari 18 kontestan.
Format kompetisi penuh satu wilayah kemudian digelar maraton pada lima musim Liga Super Indonesia dari 2008 hingga 2013. Hasilnya, Persib tak pernah bisa jadi juara atau sekadar menjejak peringkat dua.(*)
Demikianlah Artikel Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib
Sekianlah artikel Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib dengan alamat link https://tuyulbanting.blogspot.com/2017/01/format-satu-wilayah-selalu-menyulitkan.html
0 Response to "Format Satu Wilayah Selalu Menyulitkan Persib"