Judul : Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil
link : Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil
Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil
Para pemain Persiwa Wamena setelah menerima trofi runner-up Divisi Utama Liga Indonesia 2014. |
Bahkan, Persipura nyaris membuat sejarah di kompetisi antarklub Asia ketika berhasil menembus semifinal AFC Cup 2014. Sayang langkah Mutiara Hitam dihentikan wakil Kuwait Al-Qadsia SC dengan aggregat 2-10.
Sederet prestasi yang diraih Mutiara Hitam, selain karena memang didukung bakat dan potensi pemainnya, juga berkat sokongan dari sejumlah pihak untuk menopang kebutuhan finansial. Salah satunya adalah perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Dukungan PT Freeport Indonesia kepada Persipura memang cukup mampu mengangkat pamor Mutiara Hitam yang di era kompetisi Perserikatan sebenarnya tergolong tak terlalu mengkilap, bahkan Persipura di era 1990-an sempat berkompetisi di Divisi I atau setingkat di bawah Divisi Utama Perserikatan.
Di balik dukungan dan perhatian besar yang dicurahkan Freeport kepada Persipura, rasa cemburu terus tumbuh dan dirasakan klub-klub tetangga Persipura. Seperti Persiwa Wamena yang saat ini dikabarkan tengah mengalami masalah keuangan sehingga menyulitkan mereka untuk berjuang kembali ke level atas.
Kritikan kepada Freeport yang dinilai menjadikan Persipura sebagai 'anak emas' disampaikan pegiat sepak bola di Bumi Cendrawasih. Salah satunya pendiri Sekolah Sepak Bola (SSB) Papua United, Bas Maxey.
Menurut Maxey, jika ukurannya adalah usia klub, maka Persiwa tentu jauh lama berkiprah sebagai sebuah tim dibandingkan Persipura yang didirikan pada 1963. Sementara Persiwa sendiri didirikan sejak 1925.
Secara prestasi pun, Persiwa juga pernah mencatat prestasi yang bisa dibanggakan meski belum sampai menjadi juara yakni menjadi runner-up ISL musim 2008/2009 sekaligus membawa mereka tampil di kompetisi antarklub Asia AFC Cup 2010.
"Masalah keuangan Persiwa saya tidak tahu apa-apa silahkan tanya kepada manajemen, tetapi memang saya dengar ada permasalahan keuangan. Makanya alangkah baiknya jika PT Freeport Indonesia juga bisa mensuport Persiwa dan tim lainya di Papua bukan hanya Persipura," ungkap Bas Maxey, dilansir Jubi.
Mantan pemain Persiwa Fransiskus Mumpo mengaku sangat senang karena kini harapannya untuk kembali bermain bersama tim berjuluk Badai Pegunungan Tengah kembali muncul setelah PSSI memastikan akan menggelar kembali kompetisi resmi. Persiwa sendiri akan berlaga di kompetisi Divisi Utama
"Jujur saya sangat rindu bermain di Persiwa lagi, selama ini kami para pemain dan mantan pemain Persiwa yang ada di Wamena masih tetap bermain bola, tetapi alangkah bagusnya lagi terlibat dalam suatu kompetisi resmi," ujar Frans Mumpo.(*)
Para pemain Persiwa Wamena setelah menerima trofi runner-up Divisi Utama Liga Indonesia 2014. |
Bahkan, Persipura nyaris membuat sejarah di kompetisi antarklub Asia ketika berhasil menembus semifinal AFC Cup 2014. Sayang langkah Mutiara Hitam dihentikan wakil Kuwait Al-Qadsia SC dengan aggregat 2-10.
Sederet prestasi yang diraih Mutiara Hitam, selain karena memang didukung bakat dan potensi pemainnya, juga berkat sokongan dari sejumlah pihak untuk menopang kebutuhan finansial. Salah satunya adalah perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Dukungan PT Freeport Indonesia kepada Persipura memang cukup mampu mengangkat pamor Mutiara Hitam yang di era kompetisi Perserikatan sebenarnya tergolong tak terlalu mengkilap, bahkan Persipura di era 1990-an sempat berkompetisi di Divisi I atau setingkat di bawah Divisi Utama Perserikatan.
Di balik dukungan dan perhatian besar yang dicurahkan Freeport kepada Persipura, rasa cemburu terus tumbuh dan dirasakan klub-klub tetangga Persipura. Seperti Persiwa Wamena yang saat ini dikabarkan tengah mengalami masalah keuangan sehingga menyulitkan mereka untuk berjuang kembali ke level atas.
Kritikan kepada Freeport yang dinilai menjadikan Persipura sebagai 'anak emas' disampaikan pegiat sepak bola di Bumi Cendrawasih. Salah satunya pendiri Sekolah Sepak Bola (SSB) Papua United, Bas Maxey.
Menurut Maxey, jika ukurannya adalah usia klub, maka Persiwa tentu jauh lama berkiprah sebagai sebuah tim dibandingkan Persipura yang didirikan pada 1963. Sementara Persiwa sendiri didirikan sejak 1925.
Secara prestasi pun, Persiwa juga pernah mencatat prestasi yang bisa dibanggakan meski belum sampai menjadi juara yakni menjadi runner-up ISL musim 2008/2009 sekaligus membawa mereka tampil di kompetisi antarklub Asia AFC Cup 2010.
"Masalah keuangan Persiwa saya tidak tahu apa-apa silahkan tanya kepada manajemen, tetapi memang saya dengar ada permasalahan keuangan. Makanya alangkah baiknya jika PT Freeport Indonesia juga bisa mensuport Persiwa dan tim lainya di Papua bukan hanya Persipura," ungkap Bas Maxey, dilansir Jubi.
Mantan pemain Persiwa Fransiskus Mumpo mengaku sangat senang karena kini harapannya untuk kembali bermain bersama tim berjuluk Badai Pegunungan Tengah kembali muncul setelah PSSI memastikan akan menggelar kembali kompetisi resmi. Persiwa sendiri akan berlaga di kompetisi Divisi Utama
"Jujur saya sangat rindu bermain di Persiwa lagi, selama ini kami para pemain dan mantan pemain Persiwa yang ada di Wamena masih tetap bermain bola, tetapi alangkah bagusnya lagi terlibat dalam suatu kompetisi resmi," ujar Frans Mumpo.(*)
Demikianlah Artikel Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil
Sekianlah artikel Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil dengan alamat link https://tuyulbanting.blogspot.com/2017/01/dinilai-emaskan-persipura-freeport.html
0 Response to "Dinilai 'Anak Emaskan' Persipura, Freeport Dituntut Adil"